Kutai Timur, Katamedia.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) melalui bagian Sumber Daya Alam (SDA) menggelar sosialisasi sekaligus seminar Sumber Daya Lahan di Kawasan Ekonomi Potensial Basah Mesangat Suwi.
Hal itu, berkaitan dengan program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) atau emisi gas rumah kaca, yang bekerjasama dengan Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia (Yasiwa) dan Yayasan Ulin.
Kabag SDA Setkab Kutim, Arif Nur Wahyuni melalui Analis Kebijakan Alpian mengaku bahwa Kutim banyak memiliki potensi ekonomi lahan basah yang sangat bagus untuk dikembangkan. Di mana, lahan tersebut memiliki habitat yang dilindungi seperti Buaya Badas Hitam dan Buaya Supit.
Konon katanya, menurut peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bahwa yang berjenis reptil (Buaya,red) hanya ada dua tempat yakni, di Kutim dan di Thailand.
Dengan adanya potensi itu, lanjut Alpian, harus diupayakan, dikembangkan serta dikelola untuk kedepannya, agar lahan basah tersebut tidak tidur tapi bisa dimaksimalkan sebagai potensi ekonomi alternatif baru.
“Kita adakan di Stiper hari ini, biar nanti adik-adik mahasiswa/i suatu saat melaksanakan penelitian lahan di Mesangat Suwi,” tegas Alpian, Selasa (05/12).
Lebih jauh ia berharap, kedepannya para mahasiswa tidak menutup mata dengan adanya lahan itu dan juga jangan dijadikan sebagai lahan tidur. Sebab hal itu sangat bisa dimanfaatkan baik dari segi perikanan maupun lainnya.
Sebagai catatan, acara tersebut dihadiri Wakil Ketua II Stiper Kutim Mufti, Wakil Ketua III, Imanuddin Malik, Civitas Akademika, dosen, mahasiswa Stiper, Stais, STIENUS dan lainnya, berlansung di Aula Gedung Utama Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Kutim, Selasa (05/12).