Katamedia.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Salehuddin, dengan tegas menyatakan bahwa pergantian kurikulum pendidikan yang kerap terjadi setiap kali ada pemimpin. Ia menganggap hal itu adalah hal yang kurang bijak.
Menurutnya, alih-alih selalu mengganti, yang seharusnya dilakukan adalah evaluasi mendalam terhadap kurikulum yang sudah ada untuk melihat apa yang perlu diperbaiki.
Salehuddin menyoroti Kurikulum Merdeka Belajar yang masih berusaha diterapkan saat ini. Di tengah kritikan yang terus berdatangan, ia menyebut bahwa kurikulum ini sebenarnya belum diberi kesempatan penuh untuk diukur keberhasilannya.
“Saya pikir, ganti kurikulum bukan solusi. Kalau memang ada yang perlu diperbaiki, silakan diperbaiki. Tapi jangan serta-merta diganti total setiap kali ganti menteri,” ungkap Salehuddin.
Ia mencontohkan bahwa Kurikulum Merdeka masih dalam proses adaptasi, baik bagi siswa maupun para guru. Menurutnya, perubahan yang tergesa-gesa justru membuat pendidikan menjadi tidak stabil.
Salehuddin juga melihat bahwa pergantian kurikulum secara berkala hanya akan menghambat para tenaga pendidik. Guru dan tenaga pendidik, menurutnya, masih berjuang untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kompetensi baru yang dibawa Kurikulum Merdeka.
“Guru dan tenaga pendidik juga butuh waktu untuk benar-benar menguasai kurikulum ini. Kalau terlalu sering diganti, ya malah bikin bingung mereka dan siswa juga,” katanya.
Ia menyarankan agar pemerintah tidak terburu-buru mengganti kurikulum hanya karena adanya pergantian menteri atau pemimpin baru. Menurutnya, kebijakan pendidikan yang berkelanjutan akan jauh lebih baik daripada selalu mengubah arah setiap lima tahun.
“Evaluasi itu penting, tapi ganti kurikulum di tengah adaptasi itu malah membuat kita semakin nggak jelas arahnya,” pungkasnya.