PALESTINA– Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina lumpuh. RS yang merawat rubian warga korban serangan militer Israel berhenti beroperasi karena kehabisan suplai peralatan medis, Jumat (17/11/2023).
Petugas medis Palestina menyatakan nyawa ratusan pasien dan staf medis di rumah sakit terbesar di Gaza itu terancam. Selain itu, pasien baru tidak bisa dirawat karena tidak ada peralatan maupun obat-obatan.
Tim medis bahkan terpaksa melakukan amputasi beberapa pasien karena mengalami pembusukan organ. Pasien yang terluka parah juga tidak bisa dirujuk ke rumah sakit lain karena sudah diblokir Israel.
Sekadar diketahui, RS Indonesia terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia. Kamp pengungsi tersebut merupakan yang terbesar di Gaza dan menjadi tempat berlindung bagi ratusan orang yang mencari perlindungan di sana.
Wilayah sekitar RS beberapa kali dihantam rudal dan bom pasukan Israel. Setidaknya dua warga sipil tewas dalam serangan tersebut antara tanggal 7 hingga 28 Oktober.
Militer Israel menyebut, serangan ke kawasan tersebut dikarenakan RS Indonesia digunakan untuk menyembunyikan pusat komando dan kontrol bawah tanah Hamas.
Pejabat Palestina dan sejumlah lembaga Indonesia yang mendanai rumah sakit tersebut telah menolak klaim tersebut.
Israel mengatakan komandonya masih melakukan pencarian di rumah sakit Al-Shifa pada hari Kamis, lebih dari sehari setelah mereka memasuki area tersebut sebagai bagian dari serangan untuk memberantas militan Hamas di Palestina.
Human Rights Watch memperingatkan jika RS memiliki perlindungan khusus dalam hukum humaniter internasional.
“Dokter, perawat, ambulans, dan staf rumah sakit lainnya harus diizinkan untuk melakukan pekerjaan mereka, dan pasien harus dilindungi,” kata Direktur PBB Louis Charbonneau.(*)