Kutai Timur, Katamedia.id – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Teluk Pandan, tepatnya di Desa Suka Rahmat yang berkesempatan melakukan panen pedet sekaligus peresmian pasar hewan ternak, pada Selasa (5/12/2023).
Kegiatan itu juga dirangkai dengan penyerahan hadiah kontes sapi, serah terima bantuan sapi kepada kelompok tani (Poktan) Sumber Pangan. Kemudian penyerahan bibit rumput pakchong kepada Poktan Sumber Pangan, Sempayang dan Tunas Harapan. Terakhir penyerahan kloning madu kelulut kelompok mandiri oleh Bapak Dahrin.
Saat sambutan, Bupati Ardiansyah mengatakan ini merupakan salah satu bentuk peternakan mandiri, walaupun sempat terkendala PMK beberapa waktu lalu. Namun berkahnya pemerintah berinovasi dengan inseminasi buatan.
“Dengan mengendalikan ternak itu sendiri, menyiapkan dan mengolah pakannya selebihnya para petani yang mungkin sudah paham menyuntikan saat hewan betina birahi. Jadi ilmu yang diberikan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutim, insyaallah petani paham,” ujar Ardiansyah.
Ardiansyah menambahkan adanya pasar hewan ini, selain memenuhi kebutuhan daerah sendiri, juga sebagai penopang ketahanan pangan yang ada di Kaltim. Apalagi inseminasi buatan ini juga terus digalakkan oleh pemerintah, tentu hal tersebut tak menjadi masalah dikemudian hari.
“Pemkab Kutim tetap memperhatikan pengolahan pakan ternak untuk para peternak. Seperti mesin pecacah pakan sudah didistribusikan ke poktannya,” jelasnya.
Ardiansyah berharap para peternak terus bersemangat mengembangkan inseminasi buatan.
“Petani milenial ternyata ada juga di Teluk Pandan. Allhamdulillah ada penerus para petani yang sudah pensiun. Sementara pasar yang telah diresmikan ini semoga setiap hari ada transaksi. Sehingga para peternak cepat balik modal,” harapnya.
Sementara itu, Kepala DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum mengatakan panen pedet ini memberikan keuntungan dari segi meningkatkan populasi. Karena selama ini Kutim hanya bisa mendatangkan sapi bibit dari luar dengan harga Rp 10 juta. Dengan program inseminasi buatan tak perlu mengeluarkan kas yang besar. Namun hasil pasti menjanjikan.
“Anggaran Rp 1 miliar yang kami gelontorkan untuk pembinaan dan pengadaan peralatan inseminasi buatan, sehingga tercapainya panen pedet ini sangat menjanjikan. Kalkulasi harga melahirkan per pedet hanya memerlukan biaya Rp 240 ribu daripada beli sapi satu ekor bibit dengan harga Rp 10 juta,” ujarnya.
la yakin ke depannya Kutim bisa menjadi salah satu daerah yang mampu menopang kebutuhan hewan ternak dan pangan di kemudian hari. Apalagi dengan program yang saat ini terus digalakkan.(adv/heris).